Teori Konspirasi dan Peran Influencer dalam Krisis Penembakan Minnesota
Narasi Palsu Menyebar Cepat di Media Sosial
Setelah penembakan fatal yang menewaskan Melissa Hortman, seorang anggota parlemen Demokrat dari Minnesota, dan suaminya Mark Hortman, teori konspirasi dari sayap kanan langsung bermunculan di platform media sosial. Dalam hitungan jam, influencer seperti Alex Jones dan Elon Musk menyebar narasi bahwa tersangka, Vance Boelter, adalah seorang Demokrat radikal atau bagian dari kelompok kiri ekstrem.
Faktanya, tidak ada bukti yang mendukung klaim tersebut. Sebaliknya, penyelidikan awal menunjukkan bahwa Boelter tidak terafiliasi dengan partai politik mana pun dan tidak memiliki catatan aktivisme politik yang jelas. Namun, klaim palsu ini dengan cepat menjadi viral, dimanfaatkan untuk memperkuat narasi bahwa kekerasan politik berasal dari kiri.
‘Psyop’ sebagai Strategi Disinformasi
Sebutan “psyop” (operasi psikologis) mulai digunakan oleh komunitas online sayap kanan untuk menyiratkan bahwa insiden ini adalah rekayasa oleh deep state atau kelompok progresif guna menjatuhkan citra gerakan MAGA (Make America Great Again). Istilah ini, yang awalnya digunakan dalam militer untuk menggambarkan manipulasi opini publik, kini digunakan secara luas untuk melegitimasi ketidakpercayaan terhadap fakta resmi.
Para ahli komunikasi politik menyatakan bahwa penggunaan istilah “psyop” dalam konteks ini merupakan bentuk preemptive denial — upaya sistematis untuk membantah bukti sebelum bukti itu diterima publik. Strategi ini efektif karena menciptakan keraguan yang cukup untuk mengaburkan kebenaran.
Peran Elon Musk dan Alex Jones dalam Penyebaran Narasi
Elon Musk, melalui akun X-nya, menyatakan bahwa “the far left is murderously violent”, meskipun tidak ada kaitan antara tersangka dan kelompok kiri. Cuitan tersebut telah dibagikan ribuan kali dan mendapat puluhan ribu interaksi.
Sementara itu, Alex Jones, terkenal karena menyebarkan teori konspirasi seperti penembakan Sandy Hook adalah rekayasa, kembali memanfaatkan insiden ini untuk memperluas audiensnya. Ia mengklaim bahwa penembakan Hortman adalah bagian dari skenario besar untuk melucuti hak senjata warga negara.
- Penyebaran informasi salah dimulai dalam 24 jam setelah kejadian.
- Platform media sosial gagal menghentikan penyebaran cepat konten yang menyesatkan.
- Algoritma mendukung konten provokatif, sehingga mempercepat viralnya teori konspirasi.
Dampak terhadap Opini Publik dan Demokrasi
Penyebaran disinformasi dalam krisis seperti ini tidak hanya merusak citra korban, tetapi juga memperdalam perpecahan sosial. Masyarakat menjadi lebih skeptis terhadap institusi, jurnalis, dan bahkan data faktual.
Studi menunjukkan bahwa teori konspirasi yang dipromosikan oleh figur berpengaruh dapat mengubah persepsi publik dalam waktu singkat — terutama jika tidak ada upaya cepat untuk mengoreksinya.
Untuk melawan efek ini, pakar menyarankan:
- Media harus cepat merilis fakta verifikasi dari sumber terpercaya.
- Platform media sosial perlu memperketat moderasi konten selama krisis nasional.
- Masyarakat perlu dilatih literasi digital untuk mengenali psyop dan disinformasi politik.
Referensi
- Wired: ‘Psyop’: How Far-Right Conspiracy Theories About the Minnesota Shooting Evolved to Protect MAGA
- Wired: Shooting in Minnesota: Who Is Vance Boelter?
Akses AI Gratis di https://modeluxai.com