data deflasi indonesia

Deflasi Indonesia 2025 Berdasarkan Data dari BPS

Pada awal tahun 2025, Indonesia mengalami deflasi, yang tercatat sebesar -0,76% pada bulan Januari dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Data ini dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada 3 Februari 2025. Deflasi ini berbeda dengan inflasi yang terjadi pada bulan Januari 2024, yang mencapai 2,61%. Meskipun deflasi terlihat menguntungkan dari sisi pengendalian harga, fenomena ini memiliki dampak positif dan negatif yang perlu dipahami.

Apa itu Deflasi?

Deflasi adalah penurunan harga barang dan jasa secara umum dalam suatu periode tertentu. Sementara inflasi sering dianggap sebagai indikator pertumbuhan ekonomi, deflasi dapat menjadi tanda dari perlambatan ekonomi yang lebih dalam. Biasanya, deflasi terjadi ketika permintaan terhadap barang dan jasa menurun atau ketika biaya produksi turun drastis.

Faktor Penyebab Deflasi di Indonesia

Menurut BPS, salah satu faktor utama yang menyebabkan deflasi pada Januari 2025 adalah penurunan tarif listrik. Dengan adanya diskon 50% bagi pelanggan rumah tangga dengan daya listrik hingga 2.200 VA, tarif listrik turun hingga -32,03%, yang berkontribusi signifikan terhadap deflasi pada bulan tersebut. Selain itu, penurunan harga barang lainnya seperti tarif angkutan udara dan kereta api juga turut mendukung penurunan harga di sektor transportasi.

Komoditas yang Mengalami Deflasi dan Inflasi

Beberapa sektor mengalami deflasi yang cukup signifikan, terutama di kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang mengalami deflasi sebesar -9,16%. Penurunan harga listrik memberikan kontribusi besar terhadap penurunan harga di sektor ini. Di sisi lain, sektor makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 1,94%, yang didorong oleh kenaikan harga cabai merah, cabai rawit, dan minyak goreng. Meskipun sektor makanan mengalami inflasi, kelompok ini tetap menjadi penyumbang utama inflasi pada awal tahun.

Dampak Positif Deflasi

Deflasi dapat membawa dampak positif bagi konsumen karena harga barang dan jasa menjadi lebih murah. Kenaikan harga listrik yang berkurang, misalnya, memberi ruang lebih banyak bagi rumah tangga untuk menghemat pengeluaran mereka. Selain itu, biaya transportasi yang lebih rendah juga membantu masyarakat mengurangi pengeluaran bulanan mereka.

Namun, meskipun konsumen dapat merasakan keuntungan jangka pendek, deflasi yang berkepanjangan dapat berisiko memperlambat pertumbuhan ekonomi. Perusahaan yang menghadapi penurunan harga mungkin akan mengurangi produksi atau bahkan menunda investasi, yang pada akhirnya berdampak pada rendahnya tingkat lapangan kerja dan daya beli masyarakat.

Dampak Negatif Deflasi

Salah satu dampak negatif utama deflasi adalah potensi penurunan daya beli masyarakat yang lebih luas. Ketika harga barang turun, perusahaan sering kali menghadapi kesulitan dalam mencapai laba yang cukup untuk mempertahankan operasional mereka. Hal ini bisa menyebabkan penurunan upah, pengurangan jumlah pekerja, dan akhirnya meningkatkan tingkat pengangguran. Sebagai contoh, sektor pertanian yang mengalami penurunan harga juga bisa memengaruhi pendapatan petani, seperti yang tercatat pada penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) di beberapa wilayah.

Selain itu, deflasi dapat menimbulkan ketidakpastian dalam dunia usaha. Perusahaan mungkin menunda keputusan investasi besar mereka, yang bisa memperlambat perkembangan ekonomi dan inovasi.

Tantangan ke Depan

Memasuki 2025, Indonesia harus berhati-hati agar deflasi tidak berlarut-larut. Pemerintah perlu memastikan bahwa penurunan harga tidak mengarah pada penurunan produksi dan lapangan kerja. Selain itu, sektor-sektor yang mengalami inflasi seperti makanan dan energi perlu diperhatikan dengan seksama untuk menghindari lonjakan harga yang dapat merugikan masyarakat.

Secara keseluruhan, deflasi Indonesia pada awal 2025 memberikan gambaran bahwa meskipun harga barang lebih terjangkau, tantangan besar tetap ada dalam menjaga keseimbangan antara stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Refrensi :
Inflasi Year-on-Year (y-on-y) Januari 2025 sebesar 0,76 persen. – Badan Pusat Statistik Indonesia
Indikator
Berita Resmi Statistik – Badan Pusat Statistik Indonesia
Bagaimana Danantara Bisa Mempengaruhi Perekonomian Indonesia | Elmuku

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini