
1. Komitmen dan Kepemimpinan (Leadership & Culture)
- Dewan Direksi (Board of Directors/BoD) harus memiliki visi dan strategi ESG yang jelas serta berkomitmen untuk mengintegrasikan prinsip ESG ke dalam strategi inti perusahaan.
- Kepemimpinan yang kuat dari manajemen puncak sangat penting untuk memastikan budaya perusahaan yang mendukung keberlanjutan dan tanggung jawab sosial.
2. Struktur dan Fungsi Dewan Direksi
- Bentuk struktur tata kelola yang mendukung pengawasan dan pengambilan keputusan terkait ESG, misalnya dengan membentuk komite khusus ESG di tingkat dewan .
- Pastikan keberagaman dan keahlian anggota dewan dalam isu lingkungan, sosial, dan tata kelola.
3. Sistem Pengendalian Internal & Manajemen Risiko
- Terapkan sistem pengendalian internal yang kuat, termasuk audit internal, manajemen risiko, dan kepatuhan terhadap regulasi ESG.
- Lakukan penilaian risiko ESG secara berkala untuk mengidentifikasi dan mengelola potensi dampak negatif terhadap perusahaan.
4. Keterbukaan dan Transparansi (Disclosure & Transparency)
- Sediakan pelaporan ESG yang transparan dan teratur kepada pemangku kepentingan, termasuk publikasi laporan keberlanjutan dan pengungkapan data ESG secara terbuka .
- Gunakan standar pelaporan internasional untuk meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan investor.
5. Perlakuan terhadap Pemegang Saham Minoritas
- Pastikan hak-hak pemegang saham minoritas terlindungi dan mereka dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan penting perusahaan.
6. Keterlibatan Pemangku Kepentingan (Stakeholder Engagement)
- Libatkan pemangku kepentingan utama (karyawan, pelanggan, komunitas, regulator, dll.) dalam proses pengambilan keputusan ESG.
- Dengarkan dan tanggapi masukan serta ekspektasi mereka untuk memastikan strategi ESG perusahaan relevan dan berdampak.
7. Integrasi ESG dalam Operasi Bisnis
- Integrasikan prinsip keberlanjutan ke dalam seluruh proses bisnis, mulai dari rantai pasok, operasional, hingga pengembangan produk.
- Fokus pada pengurangan dampak lingkungan, peningkatan tanggung jawab sosial, dan tata kelola yang etis.
8. Langkah-Langkah Praktis Implementasi ESG (Step-by-Step)
- Tentukan visi dan strategi ESG perusahaan.
- Bentuk struktur tata kelola dan komite ESG.
- Identifikasi dan kelola risiko ESG.
- Terapkan sistem pengendalian internal dan audit.
- Lakukan pelaporan dan pengungkapan ESG secara transparan.
- Libatkan pemangku kepentingan secara aktif.
- Evaluasi dan tingkatkan kinerja ESG secara berkala.
9. Manfaat Tata Kelola Berbasis ESG
- Meningkatkan daya saing dan reputasi perusahaan.
- Mengelola risiko secara lebih efektif.
- Menarik investor dan akses ke modal yang lebih luas.
- Mendukung pertumbuhan berkelanjutan dan penciptaan nilai jangka panjang.
Kesimpulan:
Tata kelola perusahaan berbasis ESG menurut IFC dan PWC menekankan pentingnya komitmen, struktur tata kelola yang jelas, keterbukaan, pengelolaan risiko, serta keterlibatan pemangku kepentingan untuk menciptakan perusahaan yang berkelanjutan, bertanggung jawab, dan bernilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan